Selasa, 20 Oktober 2015

MASA DEPAN


“Masa depan seperti apakah yang kamu inginkan?”

Pernahkah dirimu mendapatkan pertanyaan demikian? Aku sering.
Kebanyakan wanita, mempersempit topik ini dengan membahas pernikahan.
Yang sering, tentang obrolan suami masa depan. Agaknya, hidup setelah menikah terasa jauh lebih indah karena akan banyak waktu yang dihabiskan bersamanya. Entahlah, kupikir itu sesuatu yang terlalu rumit untuk diperbincangkan. Atau aku yang terlalu memikirkan?
Ku pikir aku masih terlalu sayang teramat sangat pada dua lelaki terbaikku, bapak dan adik lelakiku. Lalu mampukah aku tuk berbagi rasa?
Ku pikir, ketika aku sering mendapati kamarku yang berantakan, pantaskah aku mendapatkannya?
Ketika menyadari aku belum cukup mampu untuk memasak, pantaskah aku berharap tuk segera bersanding dengannya*?
Ketika aku belum cukup mampu untuk mengerjakan tugas kuliah, hafalan, murojaah Al Quran dengan baik, pantaskah aku menjadi seorang Ibu ?
Ketika aku mendapati diri ini begitu sangat membosankan, mampukah menjaga kesetiaan?
Entahlah, rasanya itu bahasan yang terlalu rumit. Hanya bisa menjadi lebih baik lagi dan lagi.

Ku pikir masa depan itu membangun peradaban. Karenanya butuh banyak hal yang harus dipersiapkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar