Teman, masih ingat dengan
peristiwa tanggal 21 April 2014 ? Ya, hari itu adalah hari kelahiran Ibu kita
Kartini dan hari kelahiran UTS pertama kita, yaitu Akuntansi Biaya. Jika, aku
ingat peristiwa minggu lalu tepatnya Minggu malam Senin, aku tertawa dalam hati
ketika adikku yang polos menjadi sok sibuk dengan hari Kartini, sedangkan aku
yang sok polos menjadi sibuk menghadapi hari
Akuntansi Biaya. Sebenarnya aku merasa kurang siap untuk bertempur dengan
Akuntansi Biaya (singkat saja akbi), pasalnya aku merasa waktuku teramat sangat
kurang untuk menghabiskan menu spesial kebab (baca: kelima bab) malam itu.
Yah meskipun kalau boleh
jujur sebenarnya ada kesempatan untukku belajar , karena tiga hari
sebelum tanggal 21 libur. Tetapi sayangnya, selama hari libur itu, aku sibuk
membantu ibuku untuk membuat aneka macam makanan. Pasti kalian belum tau kan
sibuknya anak bakul makanan seperti apa? Pingin tau? Makanya main ke rumahku
yuk!! ( Aduh malah promosi)
Bukannya aku menyayangkan
waktuku untuk membantu orang tua, hanya saja saat aku libur kebetulan orang
yang biasa membantu ibuku tidak dapat hadir selama dua hari, karena suatu
alasan. Karena itulah aku kelelahan dan selama dua hari itu aku belum bisa
belajar Akuntansi Biaya. Padahal aku tau bahwa matkul ini sangat membutuhkan
banyak strategi untuk menakhlukannya (berasa mau perang).
Aku berusaha belajar semampu
yang aku bisa. Aku berusaha mempergunakan sisa malam terakhir untuk menyelami
indahnya samudra akuntansi biaya. Meskipun kadang rasa ini takut untuk
tenggelam dalam palung akbi yang paling dalam ( halah lebay :D), aku
meyakinkan diriku bahwa tak ada hal yang sia-sia selama kita mempergunakan
waktu kita untuk kebaikan, dan siap atau tak siap kondisiku, haari esok tetap
akan datang. Aku membaca materi dari bab 1 ke bab 2, bab 2 ke bab 3 dan
seterusnya. Sebagai latihan, aku mengerjakan soal UTS Akuntansi Biaya tahun
lalu. Waktu lihat durasinya cuman 110 menit, nyaliku jadi ciut. Aku hanya bisa
berdoa semoga soal yang keluar besok sama seperti apa yang aku kerjakan.
Singkat cerita, malam telah
tergatikan oleh fajar dan sebentar lagi sang surya akan menampakkan sinarnya.
Hatiku menjadi semakin tidak tenang, dan tidak dapat berkonsentrasi dengan baik
untuk menyelesaikan materi bab 5 yang belum kupelajari. Akhirnya kuputuskan
untuk berangkat lebih awal dengan maksud sesampainya aku di kampus aku dapat
bertanya mengenai mateeri bab 5 yang belum begitu kukuasai.
Aku berangkat dari rumah
pukul 06.00. Nah, saat hendak berangkat ternyata bensinku limit belum diisi.
Dengan terpaksa, aku harus mengurangi waktuku untuk mampir ke pom bensin dulu.
Di pom
bensin...
Walah, antriannya panjang
sekaliiiii. Rasanya hari Senin ini berat sekali, ada-ada saja alang melintang.
Tapi, begitu sampai pada nomor giliranku, hatiku berdesir ketika melihat
senyum ikhlas sang bapak pengisi bensin (jarang lho aku nemu pegawai pom bensin
yang senyumnya bener – bener tulus dari lubuk hati yang paling dalam, kecuali
di TV sama bapak ini). Bagaimana tidak?? Dengan melihat senyumnya saja, rasanya
hati ini ikut bahagia. Meskipun kalau dipikir secara logika, aku juga tak tahu
mengapa demikian. Kurasa itulah keajaiban senyuman. Senyuman yang benar-benar
tulus akan menular dan memberi semangat kepada yang melihatnya.
Dari bapak pegawai pom
bensin tadi, aku jadi teringat kedua orang tuaku. Sekeras apapun karang
kehidupan menerjang mereka, mereka akan tetap memberikan guratan senyum itu
kepada kita. Merekalah yang selalu memotivasi kita setelah Allah SWT. Dan
tak sepantasnya aku berkeluh kesah hanya untuk akuntansi biaya, apalagi
genderang perang belum ditabuh. Seharusnya aku tetap kuat, tegar dan tenang
walau apapun kondisiku saat ini. Aku merasa bersyukur sekali dapat dipertemukan
bapak pegawai pom bensin tadi. Karena lewat beliau, aku mendapatkan ilmu yang
mungkin tidak kutemukan di mata kuliah apapun.
Oh ya. Aku masih mau cerita
lagi nih teman. Ternyata nihh setelah aku sampai di kampus kira-kira pukul
6.45, fakultas masih sepi. Apalagi setelah melewati gerbang menuju parkiran
kutemukan kenyataan bahwa tak ada satupun sepeda motor berada disana. Aku
sempat merasa heran dan bertanya-tanya dalam hati “jangan-jangan ini masih
libur?”, ah perasaan hari Senin beneran masuk kok.Ternyata oh ternyata setelah
aku lihat jadwal, UTSnya dimulai pukul 10.00. langsung saja aku tertawa dalam
hati dan berkata “bejo...”
Akhirnya aku belajar di
kosan temanku, sebut saja Yaya. Tentu saja dia tertawa mendengar ceritaku tadi.
Kok bisa-bisanya ya, aku nggak tau kalau UTS dimulai jam 10.00 ? ya sudahlah
syukuri saja kalau ternyata masih ada cukup waktu untuk belajar. :D
Dan ternyata oh ternyata
soalnya sama persis seperti tahun lalu. alhamdulillah, memang benar teman
sesudah kesulitan ada kemudahan. Bukan berart iaku menganggap soal itu mudah,
namun aku merasa mendapat kemudahan dalam hati yaitu lebih tenang dalam
mengerjakan soal.
Sekian dan terima kasih :D