Kamis, 17 Juli 2014

SENYUM SEMANGAT DARI POM BENSIN

Teman, masih ingat dengan peristiwa tanggal 21 April 2014 ? Ya, hari itu adalah hari kelahiran Ibu kita Kartini dan hari kelahiran UTS pertama kita, yaitu Akuntansi Biaya. Jika, aku ingat peristiwa minggu lalu tepatnya Minggu malam Senin, aku tertawa dalam hati ketika adikku yang polos menjadi sok sibuk dengan hari Kartini, sedangkan aku yang sok polos menjadi sibuk menghadapi  hari Akuntansi Biaya. Sebenarnya aku merasa kurang siap untuk bertempur dengan Akuntansi Biaya (singkat saja akbi), pasalnya aku merasa waktuku teramat sangat kurang untuk menghabiskan menu spesial kebab (baca: kelima bab) malam itu.

Yah meskipun kalau boleh jujur  sebenarnya ada kesempatan untukku belajar , karena tiga hari sebelum tanggal 21 libur. Tetapi sayangnya, selama hari libur itu, aku sibuk membantu ibuku untuk membuat aneka macam makanan. Pasti  kalian belum tau kan sibuknya anak bakul makanan seperti apa? Pingin tau? Makanya main ke rumahku yuk!! ( Aduh malah promosi)

Bukannya aku menyayangkan waktuku untuk membantu orang tua, hanya saja saat aku libur kebetulan orang yang biasa membantu ibuku tidak dapat hadir selama dua hari, karena suatu alasan. Karena itulah aku kelelahan dan selama dua hari itu aku belum bisa belajar Akuntansi Biaya. Padahal aku tau bahwa matkul ini sangat membutuhkan banyak strategi untuk menakhlukannya (berasa mau perang).

Aku berusaha belajar semampu yang aku bisa. Aku berusaha mempergunakan sisa malam terakhir untuk menyelami indahnya samudra akuntansi biaya. Meskipun kadang rasa ini takut untuk tenggelam dalam palung akbi yang paling dalam ( halah lebay  :D), aku meyakinkan diriku bahwa tak ada hal yang sia-sia selama kita mempergunakan waktu kita untuk kebaikan, dan siap atau tak siap kondisiku, haari esok tetap akan datang. Aku membaca materi dari bab 1 ke bab 2, bab 2 ke bab 3 dan seterusnya. Sebagai latihan, aku mengerjakan soal UTS Akuntansi Biaya tahun lalu. Waktu lihat durasinya cuman 110 menit, nyaliku jadi ciut. Aku hanya bisa berdoa semoga soal yang keluar besok sama seperti apa yang aku kerjakan.

Singkat cerita, malam telah tergatikan oleh fajar dan sebentar lagi sang surya akan menampakkan sinarnya. Hatiku menjadi semakin tidak tenang, dan tidak dapat berkonsentrasi dengan baik untuk menyelesaikan materi bab 5 yang belum kupelajari. Akhirnya kuputuskan untuk berangkat lebih awal dengan maksud sesampainya aku di kampus aku dapat bertanya mengenai mateeri bab 5 yang belum begitu kukuasai.
Aku berangkat dari rumah pukul 06.00. Nah, saat hendak berangkat ternyata bensinku limit belum diisi. Dengan terpaksa, aku harus mengurangi waktuku untuk mampir ke pom bensin dulu.

Di pom bensin...      

Walah, antriannya panjang sekaliiiii. Rasanya hari Senin ini berat sekali, ada-ada saja alang melintang. Tapi, begitu sampai pada nomor giliranku,  hatiku berdesir ketika melihat senyum ikhlas sang bapak pengisi bensin (jarang lho aku nemu pegawai pom bensin yang senyumnya bener – bener tulus dari lubuk hati yang paling dalam, kecuali di TV sama bapak ini). Bagaimana tidak?? Dengan melihat senyumnya saja, rasanya hati ini ikut bahagia. Meskipun kalau dipikir secara logika, aku juga tak tahu mengapa demikian. Kurasa itulah keajaiban senyuman. Senyuman yang benar-benar tulus akan menular dan memberi semangat kepada yang melihatnya.

Dari bapak pegawai pom bensin tadi, aku jadi teringat kedua orang tuaku. Sekeras apapun karang kehidupan menerjang mereka, mereka akan tetap memberikan guratan senyum itu kepada kita. Merekalah  yang selalu memotivasi kita setelah Allah SWT. Dan tak sepantasnya aku berkeluh kesah hanya untuk akuntansi biaya, apalagi genderang perang belum ditabuh. Seharusnya aku tetap kuat, tegar dan tenang walau apapun kondisiku saat ini. Aku merasa bersyukur sekali dapat dipertemukan bapak pegawai pom bensin tadi. Karena lewat beliau, aku mendapatkan ilmu yang mungkin tidak kutemukan di mata kuliah apapun.

Oh ya. Aku masih mau cerita lagi nih teman. Ternyata nihh setelah aku sampai di kampus kira-kira pukul 6.45, fakultas masih sepi. Apalagi setelah melewati gerbang menuju parkiran kutemukan kenyataan bahwa tak ada satupun sepeda motor berada disana. Aku sempat merasa heran dan bertanya-tanya dalam hati “jangan-jangan ini masih libur?”, ah perasaan hari Senin beneran masuk kok.Ternyata oh ternyata setelah aku lihat jadwal, UTSnya dimulai pukul 10.00. langsung saja aku tertawa dalam hati dan berkata “bejo...”

Akhirnya aku belajar di kosan temanku, sebut saja Yaya. Tentu saja dia tertawa mendengar ceritaku tadi. Kok bisa-bisanya ya, aku nggak tau kalau UTS dimulai jam 10.00 ? ya sudahlah syukuri saja kalau ternyata masih ada cukup waktu untuk belajar. :D

Dan ternyata oh ternyata soalnya sama persis seperti tahun lalu. alhamdulillah, memang benar teman sesudah kesulitan ada kemudahan. Bukan berart iaku menganggap soal itu mudah, namun aku merasa mendapat kemudahan dalam hati yaitu lebih tenang dalam mengerjakan soal.


Sekian dan terima kasih :D

Selasa, 15 Juli 2014

Darwis Tere Liye

*Sajak "Kadang Kita Lupa"

Kadang kita lupa
Ketika seseorang hadir dalam hidup kita, 
Bukan berarti dia akan selalu bersama kita
Kadang kita lupa,
Boleh jadi tujuan terbesarnya adalah agar kita belajar
Dari hal menyakitkan dan menyenangkan
Saat dia telah pergi kemudian

Ketika sebuah masalah melingkupi kita
Bukan berarti kita bisa mengatasinya segera,
Seperti minum obat langsung cesplengKadang kita lupa,
Boleh jadi tujuan terbesarnya adalah agar kita bersabar
Menjadi lebih kuat dan kokoh
Untuk menghadapi masalah lebih besar lagi

Banyak sesuatu yang terlihat
Tapi sejatinya bukan demikian kelihatannya
Seringkali sesuatu yang kita pahami
Namun sesungguhnya tidak begitu hakikatnya

Misalnya,Jatuh cinta itu kadang memang mudah
Tapi menjaganya abadi adalah sejatinya
Cinta pertama itu memang indah
Namun cinta terakhir selama-lamanya adalah hakikatnya

Semoga kita tidak melupakan yang satu ini.